Benarkah Aliran Islam Syi'ah Sesat

Benarkah Aliran Islam Syi'ah Sesat? Pertanyaan itu seringkali terungkap menyusul terjadinya peristiwan kerusahan yang terjadi di Sampang Madura dan menewaskan 2 orang kelompok Syi'ah. Menyikapi kekerasan yang menimpak kelompok aliran Islam yang berasal dari nengaranya Ayatullah Ali Khomaeni ini, para tokoh agama dan organisasi di Indonesia salah satunya Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mencoba menengahi dengan mengatakan bahwa Aliran Syi'ah tidak sesat, hanya berbeda

Benarkah Syi'ah tidak sesat lagi-lagi pertanyaan itu muncul melihat tidak sedikit yang menyebut aliran syi'ah itu berbeda dengan islam suni yang umumnya dianut oleh masyarakat Indoenesia.

Menanggapi fatwa MUI sampang yang disinyalir sebagai pemicu kerusuhan antar kedua kelompok (sunni dan syi'ah), Said Aqil menambahkan bahwa fatwa tersebut ditujukan oleh ulama di sana untuk aliran Syiah yang diusung Tajul Muluk. "Yang sesat itu aliran Tajul Muluk, Syiah-nya Tajul Muluk. Bukan Syiah secara keseluruhan," ucapnya.

Ketua MUI Jawa Timur KH Abdussomad Bukhori dikutip dari lensaindonesia.com mengungkapkan,

Bahwa jika sebuah negara terdapat dua aliran ini dengan kekuatan yang sama, maka negera tersebut tidak akan tentram. “Sunni dan Syiah memang tidak bisa ketemu. Rukun Imannya saja berbeda,” kata Abdussomad, Sabtu (31/12/2011).

Ungkapan Abdussomad Bukhori diatas seakan merujuk pada peristiwa yang seringkali terjadi di Irak dan Iran, bahwa di dua negara ini antara sunni dan syi'ah yang sama-sama memiliki pengikut besar tidak pernah bersatu dan selalu berantem antar kelompok

Abdussomad Bukhori menjelaskan berbedaan ajaran syiah yang paling menonjol dibandingkan dengan umat Islam pada umumnya adalah panggilan sholat (adzan) Menurutnya Di Syiah, lantunan adzan diubah ada tambahan dua bait.

“Di Syiah sholatnya berbeda. Yakni, sholat Dzuhur dan Ashar digabung jadi satu. Kemudian juga dengan sholat Maghrib dan Isyak. Tak hanya itu, di aliran Syiah Jum’atan tidak wajib. Jika sudah sholat Dzuhur tidak perlu sholat Jum’at. Perbedaan itulah yang tidak bisa ketemu dengan umat Islam pada umumnya,” jelasnya.


Tak hanya itu, Nikah Mut’ah (kawin kontrak) juga diperbolehkan di Aliran Syiah. Selain itu, kalangan Syiah sering mencaci maki sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Umar bin Khotob, Usman bin Affan karena dianggap telah merampas jabatan Nabi.

Terlepas dari perbedaan antara sunni dan syi'ah seperti yang disebutkan, Abdussomad juga mengatakan, di aliran Syiah ini memang terbagi menjadi beberapa sekte. Yang intinya ada Sekte Syiah sestrem dan lunak. “Walau pun sekte yang lunak ini ajarannya tetap bertentangan dengan umumnya umat Islam,” tandasnya. Hanya saja Abdussomad tidak pernah menyebutkan bahwa syi'ah termasuk aliran sesat

Majlis Ulama (MUI) Kabupaten Sampang Madura terkait kesesatan syi'ah melalui surat nomor: A-035/MUI/spg/2012, menjelaskan bahwa ajaran yang disebarluaskan oleh Tajul Muluk di Kecamatan Omben, Sampang termasuk ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam.

Kekerasan yang menimpa komunitas syi'ah di Sampang, berawal dari kelompok masa yang berjumlah sekitar 200 orang (anti-Syiah) menyerbu permukiman milik komunitas Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben Sampang Madura, pada hari minggu pagi, tgl 26 Agustus 2012.

Dalam peristiwa itu dari kelompok syi'ah 2 orang tewas dan saat ini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian setempat.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter